Kamis, 05 Januari 2017

RARE ANGON BATIK 2015


OM SWASTYASTU

-Bulan juli sampai agustus adalan musim melayangan di Pulau Dewata Bali, berbagai event layangan berbagai jenis diselenggarakan dibeberapa tempat yang mempunyai angin kencang. Inilah yang sering ditunggu oleh para pecinta layangan diBali khususnya kalangan pemuda karena disinilah karya layangan yang dibuat bisa dipertunjukan dilangit dan disaksikan oleh hampir masyarakat di Bali.

Dalam bidang seni budaya dan tradisi ST.Putra Jaya Kapal ikut berpartisipasi mengikut salah satu lomba yang dilaksanakan di Pantai Padang Galak Sanur Denpasar. Dan sudah merancang layangan yang akan dilombakan dari jauh - jauh hari. 


Pembuatan layang pun dirancang dan dirakit semaksimal mungkin agar dapat mengudara dilangit dan tidak lupa melakukan percobaan di pantai Mertasari Sanur. Layangan yang biasanya dikirim dalam ajang Festival Layangan adalah layangan Janggan yang berukuran 8 Meter, Tetapi layangan ini tidak mengganggu jalanan karena layangan ini menggunakan sistem bongkar pasang, dimana pada saat perjalanan layangan tersebut dibongkar agar menghemat tempat dan setelah sampai ditempat tujuan, layangan dirakit sekuat- kuat mungkin hingga tidak lepas saat mengudara. 

Pada Tahun 2015 pasukan Rare Angon Batik 2015 mengirimkan beberapa layangan janggan, dimana 1 layangan dari pemuda dan beberapa dari sekehe demen dilingkungan banjar. layangan ini dirakit oleh Nova Setiawan, Agus Sumariyana dan Agus Cipta Dwipayana/Gecul dan dibantu oleh beberapa warga banjar yang memang dari dulu selalu ikut serta dalam festival layangan ini. dengan membawa layangan janggan dan pakaian putih dengan perpaduan warna orange menambah nuasa manisnya festival layangan pada hari tersebut yang dilaksanakan pada bulan Agustus. 


Dalam merakit layangan yang berukuran besar ini membutuhkan waktu beberapa menit dan harus teliti dalam pemasangan, disinilah para pecinta layangan ST.Putra Jaya bersatu dalam merakit dan memasang layangan tersebut, Setelah selesai merakit layangan barulah layangan dibawa ke tempat festival yang berjarak beberapa meter dari tempat parkiran dan harus melewati jalan pesisir pantai mengingat besarnya lebar layangan tersebut. tidak hanya layangan, umbul - umbul dan tedung bertumpang dibawa guna menambahkan kesakralan layangan janggan tersebut dan tidak lupa iringan nada gamelan baleganjur yang semakin menambah kesakralan layangan ini, nuasa Tri Datu terbalut mengiringi layangan menuju tempat festival. 

Sedikit penjelasan tentang layangan janggan merupakan sebuah layangan yang berbentuk ular panjang, dimana kepalanya berbentuk kepala naga Bali yang berhiasi hiasan Bali, dengan ciri khas ekor yang panjang sesuai dengan ukuran yang diinginkan dengan nuasa warna Tri Datu, Pada zaman modern ini banyak kreasi layangan janggan yang ditampilkan dengan berbagai kombinasi warna dan berbagai bentuk kepala naga serta tetap menjaga pakem bentuk layangan janggan. 


Setelah menunggu beberapa jam dan menikmati layangan berbagai jenis mengudara dilangit, telah tibalah waktunya layangan janggan dewasa mengudara, dengan atribut lengkap mengatarkan layangan ke tempat untuk siap-siap mengudara, dilihat dari kondisi angin pada saat itu tidak memungkinkan untuk layangan berukuran dewasa mengudara karena dilihat dari beberapa layangan yang telah mengudara hanya dapat mengudara beberapa menit karen angin yang tidak begitu cukup kencang untuk menerbangkan layangan berukuran dewasa, pada saati itu semua mengambil keputusan untuk menerbangkan layangan atau tidak dan disepakatilah untuk tidak menerbangkan layangan karena tidak ingin mengambil resiko berlebih dan kembali ke parkiran untuk membongkar layangan. ditahun berikutnya semoga layangan ini bisa mengudara dengan angin yang kencang.
#rare_angon #melayangan #tradisi #bali #putra_jaya #art  #budaya






Tidak ada komentar:

Posting Komentar