Minggu, 29 Januari 2017

"DENGDENG AI MATIS BULAN PADA RASAYANG" PERTANDINGAN BOLA VOLI HUT-34 ST.PUTRA JAYA


OM SWASTYASTU
Dalam rangka menyambut HUT Sekehe Teruna Putra Jaya Kapal yang ke-34 diselenggarakan sebuah ajang olahraga yang berlangsung selama seminggu. "Pertandingan bola voli yang bertujuan untuk menciptakan generasi baru para pemain bola voli yang terdapat di Kelurahan Kapal" ujar I Putu Irvan Apriadi selaku koordinator Bidang Olahraga dan sekaligus koordinator pertandingan bola voli dan dipertegas dengan pemain yang harus berasal dari Kelurahan Kapal. 

Pelaksanaan pertandingan bola voli diadakan di lapangan bola voli Putra Jaya yang diikuti oleh 7 klub bola voli yang berasal Kelurahan Kapal dan 1 klub bola voli berasal dari Banjar Perang Alas yang merupakan prekanti banjar dan sekaa teruna.

 

Pada tgl 14 oktober 2016 telah dilaksanakan Technical Meeting yang bertempat dibalai banjar Titih Kapal pada waktu 17.00 Wita - selesai dan dijelaskan bagaimana sistem pertandingan bola voli serta menjelaskan peraturan yang terdapat selama pertandingan berlangsung dan dilanjutkan dengan pengundian group untuk peserta bola voli dengan dihadiri oleh Kelian Lingkungan Banjar Titih Kapal yaitu Bapak I Made Pujawan dan Ketua Pemuda ST.Putra Jaya Kapal Yaitu I Putu Eka Suparwita. Dan dibantu oleh panitia yang lainnya untuk menyiapkan segala keperluan dan konsumsi.

Pada technical meeting telah para klub voli sudah mendapatkan group masing - masing yaitu sebagai berikut :
Group A 
  1. Putra Jaya        ( ST.Putra Jaya/Br.Titih Kapal )  
  2. Putra Naga       ( ST.Samitha Dharma/Br.Gegadon Kapal )
  3. GMC                ( ST.Kalpika/Br,Celuk Kapal )
  4. Putra Kencana  ( ST.Wira Satya Kencana/Br.Perang Alas )

Group B
  1. BRUMA          ( ST.Bruma/Br. Uma Kapal )
  2. PORTESA       ( ST.Dharma Kerthi dan ST.Eka Dharma/Br.Tegal Saat Kapal )
  3. Putra Cempaka( ST.Wira Karya/Br.Cepaka Kapal )
  4. Putra Bastam   ( ST.Eka Bhakti/Br.Basang Tamiang Kapal )
Seluruh klub voli hadir pada technical meeting yang telah diadakan dan ditutup dengan sedikit pengarahan dari Kelian Lingkungan Banjar Titih Kapal agar para pemain tetap menjungjung tinggi nilai sportivitas.

Pertandingan dimulai dari tanggal 16 Oktober sampai 23 Oktober 2016 dan persiapan dilaksanakan pada sore hari sebelum menjelas pertandingan yang dimulai jam 19.00, Setiap hari terdapat 2 sesi babak pertandingan yang selalu diramaikan dan dipertontonkan oleh banyak masyarakat dari banjar Titih Kapal maupun dari luar banjar yang ikut mendukung tim jagoannya agar meraih kemenangan.

Selama pertandingan berlangsung kami juga membuka sebuah warung bazzar mini yang ditangani oleh para pemudi yang siap menjajakan dagangannya untuk para penonton yang datang dengan harga yang terjangkau dan memuaskan perut selama pertandingan berlangsung, Selain itu terdapat kotak dana punia yang stand by dipintu masuk bagi para penonton yang ingin menonton bisa memberikan punia seikhlasnya ke dalam kotak punia yang dijaga oleh para pemudi.

Pada tanggal 23 oktober 2016 adalah final dari pertandingan volly ini yang dimana pertandingan babak pertama ada Putra Bastam melawan Putra Cepaka kemudian dibabak kedua ada Putra Jaya melawan GMC. Pada sesi pertama final dimenangkan oleh team bola voli Putra Cepaka yang berhasil mengalahkan team bola voli Putra Bastam. Setelah pertandingan final sesi pertama selesai dilanjutkan dengan pertandingan final sesi kedua GMC dengan Putra Jaya, pertandingan berlangsung sengit dan menegangkan karena pertandingan ini akan menentukan siapakah yang akan menjadi Juara I pada Turnamen Bola Voli ini.

Setelah beberapa jam akhirnya team bola voli GMC dari Sekaa Teruna Kalpika Banjar Celuk Kapal berhasil mengalahkan team bola voli Putra Jaya dari Sekaa Teruna Putra Jaya Banjar Titih Kapal, Sudah dipastikan bahwa Juara I Turnamen Bola Voli HUT-34 ST. Putra Jaya adalah team bola voli GMC dari Sekaa Teruna Kalpika Banjar Celuk Kapal, untuk Juara II adalah team bola voli Putra Jaya dari Sekaa Teruna Putra Jaya Banjar Titih Kapal, untuk Juara III adalah team bola voli Putra Cepaka dari Sekaa Teruna Wira Karya Banjar Cepaka Kapal dan untuk Juara Runner Up adalah team bola voli Putra Bastam dari Sekaa Teruna Eka Bhakti Banjar Basang Tamiang Kapal. Terima kasih untuk seluruh team bola voli yang telah berpartisipasi dalam Turnamen bola voli menyambut HUT-34 ST. Putra Jaya.
OM Shanti Shanti Shanti OM

Rabu, 11 Januari 2017

RARE ANGON BATIK 2016


OM SWASTYASTU

Setahun sudah berlalu dan kini musim layangan telah datang lagi, penantian yang ditunggu selama setahun akhirnya tiba dengan keikutsertaan Rare Angon BATIK dalam festival layangan yang diadakan di pantai Mertasari Sanur Denpasar.

Setelah ikut serta di festival layangan di pantai Padang Galak tahun lalu kali ini mencoba untuk mengudarakan layangan di Pantai Mertasari dengan persiapan yang sudah sangat matang yang telah disiapkan berbulan - bulan sebelumnya serta telah melakukan percobaan terhadap layangan yang akan diikutsertakan. 

 

Dan inilah tiga layangan yang diikut sertakan yaitu berbentuk layangan Janggan dan pada tahun ini Rare Angon BATIK mengajak salah satu Layangan dari Rare Angon Bangkal yang berada di Br. Basang Kapal. Kami menghaturkan terima kasih banyak karena telah ikut bersama Rare Angon Batik. 

Rare Angon BATIK mengirimkan satu layangan janggan yang berukuran 8 meter dan dari salah satu anggota pemuda I Kadek Nova Setiawan juga ikut serta mengirim layangan janggan dan seperti biasa dalam kegiatan ini dibantu juga oleh para warga banjar yang memang suka hobby melayangan karena disinilah kita mencari liang bersama dengan sesama semeton rare angon yang ikut serta dalam festival ini.

Sebelum berangkat para anggota yang ikut melakukan persembahyangan terlebih dahulu di Balai Banjar Titih Kapal dan mempersiapkan segala keperluan yang akan digunakan disana nanti. Setelah semuanya lengkap dan anggota semua hadir, kemudian dilanjutkan dengan meletakkan layangan dikendaraan yang telah disediakan dan semua layangan ini rakitan jadi tidak begitu memakan banyak tempat dijalan raya yang dapat membuat kemacetan dijalan raya. Perjalanan yang ditempuh dari Banjar Titih Kapal menuju pantai Mertasari sangat jauh ketimbang perjalanan menuju pantai Padang Galak. Setelah beberapa jam sampai ditempat tujuan dan sudah dipadati oleh banyak pecinta layangan dari seluruh Bali.

 

Setelah semua layangan dirakit dan melakukan proses pengukuran ditempat panitia kemudian menunggu untuk giliran layangan yang akan mengudaran yang diawali dengan layangan janggan dari Rare Angon Bangkal mengudara.



Dan dilanjutkan dengan layangan berikutnya dengan menunggu beberapa menit untuk giliran kategori layangan yang akan mengudara. Dan yang akan mengudara selanjutnya adalah layangan janggan dari Nova Setiawan yang telah siap mengudara dan akan memberikan penampilan yang memukau.


Setelah beberapa jam menunggu dibawah terik panas cahaya matahari kemudian dilanjutkan dengan mengudarakan layangan yang telah ditunggu untuk diterbangkan yakni layangan ST.Putra Jaya dengan panjang 8 Meter dan segera menuju tempat untuk mempersiapkan segala sesuatu sebelum mengudarakannya. Setelah aba-aba untuk diterbangkan barulah dengan sekuat tenaga menarik layangan sampai mengudara dilangit.


Dikarenakan angin yang tidak mendukung yang membuat layangan tidak bertahan lama mengudara dilangit yang membuat tidak sanggup lagi untuk mengudarakannya karena kondisi angin yang tidak mendukung, Jadi bersiap siaplah untuk mempersiapkan perjalanan pulang dengan melepas bagian demi bagian agar seperti semula dan jika sudah semua selesai diletakkan dikendaraan barulah menuju ke Balai Banjar Titih Kapal dan mengharapkan agar ditahun berikutnya angin dapat lebih kencang.





Kamis, 05 Januari 2017

"BARIS POLENG KETEKOK JAGO" PENGERUPUKAN CAKA 1938


OM SWASTYASTU

Menyambut tahun baru caka 1938 , pada malam Pengerupukan ST.Putra Jaya Kapal menampilkan ogoh - ogoh yang berjudul Baris Poleng Katekok Jago yang digambarkan dengan seorang penari baris poleng yang membawa tombak yang mencirikan untuk mencegah atau mengusir para bhuta kala yang mengganggu manusia.

Tanggal 08 Maret 2016 di Desa Adat Kapal mengadakan Pawai Ogoh - Ogoh Caka 1938 yang diadakan didepan Pura Desa lan Puseh yang dimulai dari jam 19.00 Wita - selesai dengan diikuti oleh beberapa banjar, Dan ST.Putra Jaya Kapal mendapatkan No. urut 3. 

 

Pembuatan ogoh - ogoh ini telah dibuat sejak bulan akhir januari karena ogoh - ogoh kali ini tidak terbuat dari steropom melainkan terbuat dari anyaman bambu yang dianyam oleh tangan - tangan berbakat pemuda STPJ. Tujuan menggunakan anyaman bambu karena untuk melestarikan budaya dan tardisi turun temurun agar fungsi dari hari raya pengerupukan terjaga erat sampai sekarang walaupun menganyam bambu agar membentuk sebuah ogoh - ogoh begitu sulit tapi tidak menyurutkan semangat pemuda untuk tetap belajar tahap demi tahap.

Tidak hanya melestarikan tradisi, ogoh - ogoh ini juga bertujuan untuk mempererat kerjasama antar anggota pemuda karena disini tidak bekerja sendiri tetapi membutuhkan kerja sama banyak orang untuk segera menyelesaikannya apalagi mengetahui proses penyelesainnya yang begitu berat dan susah. Tetapi pada akhirnya setelah beberapa hari berproses telah rampunglah sebuah ogoh - ogoh yang kokoh dengan balutan warna hitam putih atau poleng.


Selain pembuatan ogoh - ogoh, terdapat juga proses pembuatan lagu baleganjur yang akan mengiringi ogoh - ogoh pada malam pengerupukan yang disusun oleh I Putu Redyan salah satu pemuda yang menekuni bidang Seni Kerawitan. Pada kali ini menggunakan banyak jenis musik gamelan dan tentu membutuhkan banyak anggota untuk memainkannya. Latihan terus dilakukan beberapa hari setiap malam dan tidak ada yg pernah absen untuk datang latihan karena ingin menampilkan sesuatu yang menarik dan berbeda.

Setelah gamelan baleganjur telah rampung dibuat baru dilanjutkan dengan pembuatan tari untuk menggambarkan cerita ogoh - ogoh yang dibawakan, dimana pada pengerupukan ini membawakan tari obor yang ditarikan oleh beberapa anggota pemudi dengan membawa obor yang dilatih oleh Bli Gede Parwata atau yang sering disapa Bli Gede yang merupakan salah satu lulusan ISI Denpasar dan mengajar di SMK N 5 Denpasar. Latihan tarian pun terus dilakukan menjelang pengerupukan yang semakin dekat.



Setelah pembuatan tari obor selesai dilanjutkan dengan penataan gerakan atau alur dari mulai start sampai selesai agar tidak terjadi kesemberautan ditengah pementasan. latihan ini pun diadakan dua kali dan setelah semuanya sudah rampung barulah dilaksanakan gladi bersih yang diadakan satu hari sebelum hari pengerupukan yang diadakan didepan balai Banjar Titih Kapal yang disaksikan oleh banyak masyarakat Titih Kapal yang ingin melihat penampilan para pemuda dan pemudi dalam menuju hari pengerupukan. 

Gladi bersih ini pun dilakukan berulang - ulang sampai semua pengiring tidak melakukan kesalahan walaupun sampai larut malam tapi tidak menyurutkan semangat para pemuda dan pemudi untuk menyukseskan gladi ini karena mereka ingin menampilkan sesuatu yang menarik dan berbeda dengan mempertegas karaktek ogoh - ogoh yang dibawakan.


Setelah selesai gladi bersih semuanya pulang dan beristirahat untuk menyiapkan tenaga di malam pengerupukan yang akan banyak menguras tenaga. Pagi hari dihari pengerupukan para pemuda membawa ogoh - ogoh ke depan lingkungan banjar atau dipinggir jalan raya agar dapat dilihat oleh seluruh warga Desa Adat Kapal. dan tidak lupa menyiapkan segala sesuatu yang akan dipentaskan malam nanti termasuk menyiapkan konsumsi.


Malam Pengerupukan atau satu hari sebelum Penyepian, setelah selesai melakukan pencaruan di masing - masing rumah seluruh pemuda dan pemudi ST.Putra Jaya Kapal termasuk warga banjar Titih Kapal berkumpul dibalai banjar dan para pemuda dan pemudi bersembahyang terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan untuk meminta kelancaran dalam kegiatan ini.

Setelah semua kelengkapan sudah siap dan para pengarak ogoh - ogoh sudah hadir semua. segera menuju ke pusat desa atau didepan Pura Desa lan Puseh Kapal dengan membawa ogoh - ogoh Baris Poleng Ketekok Jago yang disinari oleh gemerlap lampu - lampu. menunggu giliran dengan menyaksikan penampilan atraksi ogoh - ogoh yang lain dan segera bersiap - siap ketika tiba giliran untuk pentas, perasaan tegang dan grogi pun mulai bermunculan. 


Pementasan pun berlangsung lancar dan meriah dengan disaksikan oleh seluruh warga Desa Adat Kapal yang berkumpul menyaksikan seluruh atraksi ogoh - ogoh masing- masing banjar dan ketika ogoh - ogoh selesai pentas kemudian diarak keliling desa dengan diiringi gamelan baleganjur yang memberikan semangat kepada pengarak ogoh - ogoh. 

Setelah sampai didepan lingkungan Banjar Titih Kapal ogoh - ogoh diarak menuju ke depan balai banjar dengan perasaan lelah dan capek tetap kuat mengarak ogoh - ogoh sampai selesai. Dan sesampainya dibalai banjar para pemuda dan pemudi dan yang lainnya diberikan konsumsi untuk menghilangkan rasa lapar dan lelah dengan menyaksikan para pemuda menghancurkan ogoh - ogoh yang telah diarak diperempatan banjar. Rangkaian Hari Pengerupukan telah selesai dengan menghancurkan ogoh - ogoh yang telah dibuat dan telah dipentaskan. 

 


Video Pementasan Ogoh - Ogoh ST.Putra Jaya Kapal

Video Penghancuran Ogoh - Ogoh ST.Putra Jaya Kapal





HUT-33 ST.PUTRA JAYA KAPAL


OM SWASTYASTU

Bertepatan dengan hari sumpah pemuda tgl 28 Oktober 2015, Para pemuda dan pemudi merayakan Hari Ulang Tahun ST.Putra Jaya Kapal yang ke-33 Tahun. Untuk merayakannya para pemuda dan pemudi membuat sebuah acara yang tidak begitu mewah dan megah yang penting memiliki makna yang besar.

Segala acara yang dirayakan sudah direncakan dan disusun sedemikian mungkin pada setiap rapat - rapat sebelumnya, mengingat acara ini sangat penting karena menyangkut hari kelahiran ST.Putra Jaya Kapal. Maka telah disepakatilah pada tgl 25 Oktober 2015 diadakan persembahyangan bersama, pemotongan kue dan acara makan bersama. 


Diawali dengan melakukan persembahyang yang dilaksanakan diPelinggih Ratu Ngurah Br.Titih Kapal agar apa yang telah direncanakan dapat berjalan lancar dan mendapatkan sesuatu yang terbaik dipertambahan usia ST.Putra Jaya Kapal. Para pemudi yang memakai pakaian kebaya dan para pemuda menggunakan pakaian adat membuat suasana kekeluargaan semakin terasa dengan tetap menjaga nilai ada dan istiadat. Persembahyangan dimulai sekitar jam 19.00 Wita yang dipimpin oleh pemangku Pura Dalem Sari Kapal.

Selesai sembahyang dilanjutkan dengan acara pemotongan kue sebagai puncak acara atau memperingati HUT-33 ST. Putra Jaya Kapal yang dilaksanakan dibalai banjar Titih Kapal. Kue yang disediakan tidaklah begitu mewah cukup yang sederhana dan memiliki rasa kebersamaan. Sebelum pemotongan diberikan sepatah dua kata dari Ketua Pemuda I Putu Eka Suparwita yang sebagai kata sambutan untuk rekan - rekan ST.Putra Jaya Kapal, kemudian meniup lilin secara bersama sebagai simbolis bahwa usia ST.Putra Jaya Kapal sudah menginjak 33 Tahun. 


Sesuai dengan kesepakatan setelah meniup lilin, dilanjutkan dengan acara makan bersama yang telah disediakan sebelumnya dan kue tersebut digunakan sebagai makanan penutup nanti. Nasi yang telah disediakan dibagikan kepada pemuda dan pemudi yang hadir pada acara itu, duduk sama rata menyantap hidangan yang telah disiapkan yang menambah rasa kebersamaan diantara pemuda dan pemudi. 

Setelah semua telah selesai menghabiskan santapannya barulah dilanjutkan dengan pemotongan kue yang kue pertama dipersembahkan dari Ketua Pemuda kepada Pengurusnya dengan harapkan semoga dapat memantapkan program kerja ST.Putra Jaya Kapal ke depannya. 


Setelah itu pemotongan selanjutnya dibagikan kepada anggota pemuda dan pemudi yang telah hadir pada acara itu, dapat dilihat betapa eratnya rasa kebersamaan sambil menyantap kue dan mengobrol dengan sesama lain untuk membicarakan sesuatu dan memang disetiap acara saja para pemuda dan pemudi dapat menyesuaikan diri dengan anggota yang lain agar dapat tercipta suatu hubungan kerjasama yang makin erat dan damai. 


Demikian beberapa acara memperingati HUT-33 ST.Putra Jaya Kapal yang diadakan tgl 28 Oktober 2015 dibalai banjar Tiitih Kapal yang ditutup dengan acara menyantap kue bersama rekan - rekan ST.Putra Jaya Kapal, Semoga dapat menjaga kerjasama antar pemuda dan pemudi.


RARE ANGON BATIK 2015


OM SWASTYASTU

-Bulan juli sampai agustus adalan musim melayangan di Pulau Dewata Bali, berbagai event layangan berbagai jenis diselenggarakan dibeberapa tempat yang mempunyai angin kencang. Inilah yang sering ditunggu oleh para pecinta layangan diBali khususnya kalangan pemuda karena disinilah karya layangan yang dibuat bisa dipertunjukan dilangit dan disaksikan oleh hampir masyarakat di Bali.

Dalam bidang seni budaya dan tradisi ST.Putra Jaya Kapal ikut berpartisipasi mengikut salah satu lomba yang dilaksanakan di Pantai Padang Galak Sanur Denpasar. Dan sudah merancang layangan yang akan dilombakan dari jauh - jauh hari. 


Pembuatan layang pun dirancang dan dirakit semaksimal mungkin agar dapat mengudara dilangit dan tidak lupa melakukan percobaan di pantai Mertasari Sanur. Layangan yang biasanya dikirim dalam ajang Festival Layangan adalah layangan Janggan yang berukuran 8 Meter, Tetapi layangan ini tidak mengganggu jalanan karena layangan ini menggunakan sistem bongkar pasang, dimana pada saat perjalanan layangan tersebut dibongkar agar menghemat tempat dan setelah sampai ditempat tujuan, layangan dirakit sekuat- kuat mungkin hingga tidak lepas saat mengudara. 

Pada Tahun 2015 pasukan Rare Angon Batik 2015 mengirimkan beberapa layangan janggan, dimana 1 layangan dari pemuda dan beberapa dari sekehe demen dilingkungan banjar. layangan ini dirakit oleh Nova Setiawan, Agus Sumariyana dan Agus Cipta Dwipayana/Gecul dan dibantu oleh beberapa warga banjar yang memang dari dulu selalu ikut serta dalam festival layangan ini. dengan membawa layangan janggan dan pakaian putih dengan perpaduan warna orange menambah nuasa manisnya festival layangan pada hari tersebut yang dilaksanakan pada bulan Agustus. 


Dalam merakit layangan yang berukuran besar ini membutuhkan waktu beberapa menit dan harus teliti dalam pemasangan, disinilah para pecinta layangan ST.Putra Jaya bersatu dalam merakit dan memasang layangan tersebut, Setelah selesai merakit layangan barulah layangan dibawa ke tempat festival yang berjarak beberapa meter dari tempat parkiran dan harus melewati jalan pesisir pantai mengingat besarnya lebar layangan tersebut. tidak hanya layangan, umbul - umbul dan tedung bertumpang dibawa guna menambahkan kesakralan layangan janggan tersebut dan tidak lupa iringan nada gamelan baleganjur yang semakin menambah kesakralan layangan ini, nuasa Tri Datu terbalut mengiringi layangan menuju tempat festival. 

Sedikit penjelasan tentang layangan janggan merupakan sebuah layangan yang berbentuk ular panjang, dimana kepalanya berbentuk kepala naga Bali yang berhiasi hiasan Bali, dengan ciri khas ekor yang panjang sesuai dengan ukuran yang diinginkan dengan nuasa warna Tri Datu, Pada zaman modern ini banyak kreasi layangan janggan yang ditampilkan dengan berbagai kombinasi warna dan berbagai bentuk kepala naga serta tetap menjaga pakem bentuk layangan janggan. 


Setelah menunggu beberapa jam dan menikmati layangan berbagai jenis mengudara dilangit, telah tibalah waktunya layangan janggan dewasa mengudara, dengan atribut lengkap mengatarkan layangan ke tempat untuk siap-siap mengudara, dilihat dari kondisi angin pada saat itu tidak memungkinkan untuk layangan berukuran dewasa mengudara karena dilihat dari beberapa layangan yang telah mengudara hanya dapat mengudara beberapa menit karen angin yang tidak begitu cukup kencang untuk menerbangkan layangan berukuran dewasa, pada saati itu semua mengambil keputusan untuk menerbangkan layangan atau tidak dan disepakatilah untuk tidak menerbangkan layangan karena tidak ingin mengambil resiko berlebih dan kembali ke parkiran untuk membongkar layangan. ditahun berikutnya semoga layangan ini bisa mengudara dengan angin yang kencang.
#rare_angon #melayangan #tradisi #bali #putra_jaya #art  #budaya






PENGERUPUKAN CAKA 1935



Dalam rangka menyambut Tahun Baru Caka 1935, ada hari yang dimana sebuah maha karya berupa ogoh - ogoh yang berbentuk kala, dewa maupun yang lainnya diarak keliling desa, guna mengusir segala unsur - unsur negatif menyambut Tahun Baru Caka yang dinamakan Hari Raya Pengerupukan.

ST.Putra Jaya Kapal dalam pengerupukan pada Caka 1935 membuat ogoh - ogoh yang berwujud seorang nenek - nenek yang setengah ngelekas atau setengah berwujud leak yang berdiri diatas sebuah sanggah cerucuk yang dilihat oleh seseorang yang membuat sang nenek terkejut.


Ogoh - ogoh ini hasil maha karya dari seorang seniman ogoh - ogoh dari Br.Titih Kapal yang sering dipanggil Man Nyobleng. Banyak hasil karya yang sudah dia buat dibeberapa banjar dan hasil dari karyanya sangat memuaskan dan menarik. bagi yang  berminat belajar sama Man Nyobleng bisa cari ke rumahnya berlokasi di Gang Sari Kapal.

Ogoh - ogoh mulai diarak disaat menuju petang yaitu sandikala dimana semua warga sudah selesai melakukan pencaruan . para pemuda berkumpul di balai Banjar Titih Kapal dengan suara ribut kulkulan dan diawali dengan melakukan persembahyangan bersama sebelum mengarak ogoh - ogoh . Setelah selesai sembahyang tibalah untuk mengarak ogoh - ogoh tersebut mengelilingi lingkungan banjar Titih Kapal tidak lupa diirngi oleh gambelan baleganjur khas untuk ogoh - ogoh tersebut. Dan baleganjur ini kreasi sendiri dari Putu Redyan. Hampir setiap menjelang pengerupukan setiap gambelan baleganjur untuk ogoh - ogoh diaransemen oleh dia dan menjadi sebuah baleganjur yang menarik dan sangat enak didengarkan. Pada pengerupukan caka 1935 ini hanya menggunakan beberapa alat musik baleganjur dengan tambahan alat musik kulkul yang terbuat dari bambu. Perpaduan ogoh - ogoh dengan iringan gambelan baleganjur ini menambah unsur magis yang terkandung dalam ogoh - ogoh ini dengan diarak keliling lingkungan banjar Titih Kapal.


Setelah beberapa menit menggelilingi seputara lingkungan banjar dan tiba didepan gapura lingkungan Banjar Titih Kapal, ogoh - ogoh tersebut diputarkan beberapa kali ditengah jalan raya dan masuk ke lingkungan banjar. Ogoh - ogoh ini masih kuat dan kokoh walau sudah diarak dengan keras - keras, tidak lupa terdapat juga ogoh - ogoh yang berskala kecil yang diarak oleh anak - anak Banjar Titih Kapal yang menambah meriahnya malam pengerupukan ini, setelah sampai didepan balai Banjar Titih Kapal yang bertanda telah selesai mengarak ogoh - ogoh, baleganjur pun sudah selesai berbunyi dan waktunya beristirahat dibalai banjar yang telah disediakan makanan dan minuman yang telah siap dimakan.

Rasa lelah dan capek tidak terasakan oleh pemuda maupun pemudi yang ikut serta dalam mengarak ogoh - ogoh karena begitu meriah dan ramai dengan tujuan menyeimbangkan bhuta kala dan menyambut tahun baru caka 1935.